Jumat, 04 Maret 2016

semoga dapat Membantu

NAMA            : Emy saputri
NIM                : 1405111620
TUGAS           : 2 (dua)
MATKUL        : pendidikan lingkungan

Isu isu lingkungan dan dampak permasalahan liningkungan
(RAWA GAMBUT)
1.      Isu –isu  lingkungan strategis yang terkait dengan rawa gambut baik secara global maupun lokal.
RIAUTERKINI-Lahan gambut dewasa ini merupakan isu penting dan menjadi sorotan khalayak ramai. Hingga saat ini pengelolaan lahan gambut masih menjadi perdebatan. Bahkan menurut sebagian pakar, pemerintah perlu merevisi peraturan mengenai pemanfaatan lahan gambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih pada Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung karena sudah tidak relevan. Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI), Prof. Supiandi Sabiham di Jakarta tahun lalu, berpendapat bahwa kedepan regulasi terkait lahan gambut perlu diatur secara proporsional agar bisa mengakomodir kepentingan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan konservasi. Pada prinsipnya gambut dengan kedalaman 3 meter atau lebih bisa dikelola dengan teknologi tata kelola air yang baik.

Sementara itu, menurut kajian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI, Provinsi Riau setidaknya memiliki 5,7 juta hektar kawasan kesatuan hidrologis gambut (rawa gambut) atau sekitar 64 persen dari luas wilayah Riau. Itulah sebabnya, mengapa kawasan gambut di Riau sering menjadi isu hangat hingga mancanegara.

Lahan gambut sesungguh nya dapat dimanfaatkan dan dikelola guna mendukung peningkatan perekonomian masyarakat. Namun untuk mengelola itu, tindakan tepat harus diambil untuk melindungi lahan tersebut dari degradasi. Pengembangan harus dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan sosial dan kesejahteraan tanpa membahayakan ekosistem. Kunci penting dalam pengelolaan lahan gambut dapat dilakukan melalui pengelolaan tata air secara profesional yang membatasi drainase untuk kawasan budaya dan melindungi sistem hutan rawa gambut yang dilestarikan.

Dengan berbasis ilmu pengetahuan dan pengelolaan lahan gambut yang bertanggung jawab, membutuhkan investasi yang nyata dan teknologi serta sumber daya manusia, degradasi di lahan gambut dapat dihindari.

Faktor paling penting dalam pengelolaan lahan gambut adalah pengelolaan tata air. Saat ini sedang dilakukan pendekatan inovatif yang menggabungkan zonasi secara hati-hati antara kawasan hutan dan daerah pengelolaan tata air.


Hal ini disebut 'Ecohydro' yaitu pendekatan pengelolaan tata air yang melibatkan pembentukan zona penyangga untuk mencegah hilangnya air ke daerah yang berdekatan, yang rusak atau sedang dalam pengembangan. Area yang dikembangkan juga dilengkapi peralatan kontrol air yang membatasi fluktuasi tingkat air untuk melindungi lahan gambut utuh yang kaya karbondioksida (CO2) agar tidak melepaskan CO2 ke udara. Pada saat yang sama pasokan air bersih untuk perikanan rawa gambut dan masyarakat lokal dapat dipertahankan. Dengan demikian, integrasi ekosistem yang selalu direncanakan dan dampak pengembangan konservasi dapat dimaksimalkan.
Melalui respon yang cepat, maka dapat dihindari kebakaran di lahan gambut yang sangat merusak yang dapat melepaskan sejumlah besar CO2 dan menghasilkan kabut asap. Dengan meningkatkan kesadaran untuk melindungi lingkungan dan iklim, lahan gambut sekarang dikelola oleh industri kehutanan secara lebih bijaksana dengan mengadopsi ilmu pengetahuan berbasis kinerja manajemen terbaik. Industri kehutanan mendedikasikan sumbangsih berbasis sumber daya keuangan yang konsisten, sumber daya manusia yang terampil, dan teknologi terbaru untuk mengelola lahan gambut demi solusi jangka panjang.

Industri sektor swasta kehutanan memiliki keahlian sumber daya, dan model bisnis jangka panjang yang harusnya ditampilkan dalam upaya kolaboratif ini. Lebih lanjut, lahan gambut sangat erat kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya yang cukup penting bagi masyarakat global. Mode tradisional bagi konservasi tidak lagi cukup untuk menjamin pemeliharaan jangka panjang dari fungsi vital lahan gambut. Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) yang dilakukan oleh industri kehutanan mampu memberikan solusi dalam melindungi lahan gambut termasuk ekosistemnya, serta memastikan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan daya saing global.

Kolaborasi semua pihak dan pemangku kepentingan sangat penting untuk perlindungan lahan gambut. Pengelolaan lahan gambut dengan bijaksana menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa daerah yang ada cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi vital sebagai sumber daya alam generasi manusia dimasa mendatang. Hal ini melibatkan evaluasi yang meliputi fungsi, kegunaan, dampak dan kendala. Melalui penilaian dan penalaran tersebut, prioritas manajemen dan yang digunakan, termasuk mitigasi kerusakan yang telah terjadi harus diberi perhatian khusus.

Praktek pengelolaan HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) diimplementasikan melalui penerapan penyiapan lahan tanpa bakar dan sistem drainase ecohydro. Praktek terbaik yang dilakukan RAPP tersebut merupakan bagian dari upaya konkret terhadap mitigasi emisi gas rumah kaca dari hutan tanaman. RAPP menjadi pelopor dalam menerapkan pengelolaan hutan tanaman lestari secara bertanggung jawab. RAPP juga telah lama menerapkan pengelolaan lahan tanpa bakar serta mengadopsi pendekatan bentang alam untuk pengembangan hutan tanaman, dengan memaksimalkan manfaat ekonomi, sosial dan ekologi.

Hal ini dapat diukur dari suksesnya keberlangsungan aktifitas pengukuran (measurement), pelaporan (reporting), dan verifikasi (verification) atau dikenal dengan kebijakan MRV yang telah dilakukan oleh RAPP di Semenanjung Kampar selama tiga tahun sejak 2010 lalu. Dengan dilakukannya program MRV ini menjadi referensi jawaban jika dikaitkan dengan isu subsidensi gambut dan emisi karbon. Pengukuranpun dilakukan terus menerus selama tiga tahun pada berbagai peruntukan lahan di HTI, seperti pada tanaman akasia, kawasan lindung, kawasan tanaman unggulan setempat dan kawasan
tanaman kehidupan. Dari pengukuran tersebut didapati bahwa laju penurunan lahan gambut atau subsidensi terkontrol masih dibawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah, sementara emisinya jauh lebih rendah daripada jumlah emisi yang menjadi referensi yang umum dipakai.
2.      Dampak kehidupan bagi manusia dan bumi
 ternyata sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup bidang-bidang lain.
Menurut Rully Syumanda (2003), menyebutkan ada 4 aspek yang terindikasi sebagai dampak dari kebakaran hutan. Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak terhadap hubungan antar negara, serta dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.
. Kebakaran hutan memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi yang diantaranya meliputi:
  1. Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
  2. Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
  3. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan; Selain itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).
  4. Meningkatnya hama; Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang kemudian memaksa mereka untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
  5. Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
  6. Tersedotnya anggaran negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk menangani (menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang terbakar serta berbagai dampak lain semisal kesehatan masyarakat dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.
  7. Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata. Dengan terbakarnya hutan sumber devisa akan musnah. Selain itu, menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya berpengaruh pada devisa negara.

Dampak kebakaran hutan sangat komplek
Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan. Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya adalah:
  1. Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.
  2. Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.
  3. Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang ilalang.
  4. Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
  5. Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
  6. Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
  7. Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.
Dampak Terhadap Hubungan Antar Negara; Asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata; Kebakaran hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak. Dampaknya seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya, terganggunya transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional.
Mengingat sedemikian kompleknya dampak yang diakibatkan oleh kebakaran hutan sudah selayaknya kita semua mewaspadai. Sekalipun tinggal jauh dari hutan, menumbuhkan kesadaran akan bahaya kebakaran hutan mungkin salah satunya.

3.      Alternatf Penanggulangan
Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Apa saja? Berikut uraiannya:
  1. Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
  2. Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
  3. Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau longsor.
  4. Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.
  5. Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
  6. Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.
  7. Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah Negara.
Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan di Indonesia
Disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga nelakukan penanggulangan melalui berbagai kegiatan antara lain (Soemarsono, 1997):
  1. Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.
  2. Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya, maupun perusahaan-perusahaan.
  3. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah melalui PUSDALKARHUTDA Tk I dan SATLAK kebakaran hutan dan lahan.
  4. Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran antara lain: pasukan BOMBA dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel dan Kalbar; Bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.
  5. Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan semak belukar.
  6. Memberikan penghargaan terhadap hukum adat sama seperti hukum negara, atau merevisi hukum negara dengan mengadopsi hukum adat.
  7. Peningkatan kemampuan sumberdaya aparat pemerintah melalui pelatihan maupun pendidikan formal. Pembukaan program studi penanggulangan kebakaran hutan merupakan alternatif yang bisa ditawarkan.
  8. Melengkapi fasilitas untuk menanggulagi kebakaran hutan, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya.
  9. Penerapan sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan khususnya yang memicu atau penyebab langsung terjadinya kebakaran.



Daftar pustaka :
almaedah.2011.dampak kebakaran hutan.(www.almaedah.org/2011/08/27/dampak-kebakaran-             hutan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar